BELAJAR BERTANI CABAI DARI PETANI KOREA

Yuk, Belajar Bertani Cabai dari Petani Korea!!!
Sahabat Organik, kali ini kita akan “jalan-jalan” sejenak mengintip teknik budidaya cabai merah di negeri ginseng, Korea. Kita tahu bahwa Korea termasuk salah satu negara di Asia yang cukup maju teknologi pertaniannya. Nah, sekarang mari tengok gambar-gambar berikut ini yang memberikan gambaran bagaimana budidaya cabai di sana, mulai dari pembibitan sampai panen. Saya hanya merangkum garis besarnya saja, adapun gambar-gambar dan penjelasan lebih detailnya bisa Sahabat eksplorasi pada sumber aslinya di: http://blog.daum.net/n209e/13399411.
Gambar 1. Nurseri pembibitan cabai, di mana benih cabai disapih menggunakan seed tray (baki benih) selama beberapa minggu sampai siap tanam.
Gambar 2. Beginilah cara melubangi plastik mulsa dan sekaligus menugal tanah untuk membuat lubang tanam.
Berbeda dengan petani kita dimana bedengan ditanami dua baris tanaman, di Korea umumnya hanya satu baris saja. Konsep ini memiliki kelebihan dan memberi pengaruh signifikan tehadap pertumbuhan tanaman, antara lain:
Tanaman menjadi lebih mudah untuk berkembang
Rendahnya persaingan antartanaman dalam memperoleh unsur hara
Fotosintesis jauh lebih baik, sehingga produktivitas buah meningkat
Aliran udara lebih lancar
Perawatan tanaman lebih mudah
Kelembapan terjaga sehingga menekan munculnya penyakit
Penyebaran hama dan penyakit relatif lebih terkontrol
Gambar 3. Benih dilepas dari tray dan dibariskan sesuai lubang tanam.
Gambar 4. Petani sedang memasang tiang ajir dari pipa besi. Satu tiang untuk mendukung tiga tanaman.
Gambar 5. Petani tengah mengikat pohon cabai. Usia tanaman sekitar 1 bulan.
Gambar 6. Tanaman cabai sudah tumbuh dewasa dan subur. Terlihat buah-buah cabai diselimuti noda-noda putih, sepertinya “jejak” fungisida kimia.
Gambar 7. Usia tanaman cabai sekitar 3 bulan lebih, menjelang panen.
Bagaimana, menarik sekali bukan? Ya, mudah-mudahan dengan sajian kali ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para petani cabai di negeri kita. Wassalam…





Comments