Menanam Tomat Secara Organik di Pekarangan Rumah

Menanam tomat insya alloh cukup mudah. Mari simak tahapan-tahapannya. Kita akan menanam tomat di pekarangan secara organik 100%, tanpa melibatkan pupuk kimia dan pestisida kimia. Mudah-mudahan ini menjadi ajang latihan bagi Sahabat yang lagi belajar bercocok tanam, siapa tahu nanti bisa dikembangkan secara masif di lahan pertanian yang luas? Amiin…
1. Pertama-tama cangkuli tanah sampai lembut.
Gambar 1. Mencangkuli media tanam. Harus sampai lembut supaya akar tanaman bisa berkembang dengan baik. (01-09-2014)
Media yang kami gunakan hanya berupa : TANAH + SEKAM PADI. TANPA PUPUK KANDANG, TANPA PUPUK KIMIA (NPK). Kami hanya akan mengandalkan pupuk KOCOR BMW dan POC BMW sebagai sumber makanan/nutrisi tanaman nanti. Sekam padi (dengan kadar sedikit) tujuannya untuk meremahkan tanah yang keras atau liat sehingga penyerapan air dan hara oleh akar bisa maksimal.
Gambar 2. Setelah dicangkuli, media tanam disiram air + KOCOR BMW sampai basah benar. Dosisnya: 6 sdm KOCOR BMW + 10 liter air. Kocor BMW diperlukan sebagai pupuk dasar. (01-09-2014)
2. Menyiapkan benih.
Kita menanam tomat dari benih tomat yang disemai terlebih dahulu, teknisnya tidak jauh berbeda dengan menyemai benih cabai. Silakan klik link ini untuk belajar menyemai benih. Saat benih tomat sudah memiliki 4-5 helai daun sempurna, maka benih sudah bisa kita tanam di lahan.
Gambar 3. Benih tomat dan sayuran lain siap tanam
Benih yang kami gunakan adalah tomat Momotaro, original dari Jepang, hadiah dari bapak Sri Pulung, Danlanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Terimakasih pak.. smile emotikon
Gambar 4. Benih tomat momotaro dan terong jepang (nashubi).
Gambar 5. Bapak Danlanud (kanan) di perkebunan Halim Perdana Kusuma Jakarta
Gambar 6. Kang Rahmat (Tani Organik) bersama Bapak Danlanud Halim Perdana Kusuma, berbincang malam-malam di perkebunan.
Kembali ke tomat…
Diperlukan kehati-hatian saat benih diangkat dari persemaian. Lakukan perlahan-lahan, jangan sampai medianya terburai dan akar-akarnya patah. Jika terjadi, benih akan “sakit” sesudah pindah tanam, atau bahkan mati.
Gambar 7. Mengangkat benih tomat dengan hati-hati dari persemaian.
Gambar 8. Pastikan medianya tidak lepas dari akar, dan pastikan akar-akar tidak patah.
Gambar 9. Tanamlah dengan baik. Baca bismillah dulu agar berkah.. smile emotikonPenanamannya jangan terlalu dalam namun juga jangan terlalu dangkal, pastikan semua akar tertimbun. Posisi tanaman harus tegak lurus. Tanah jangan terlalu ditekan-tekan agar tidak membebani akar.
Gambar 10. Penanaman yang baik adalah usaha awal untuk tumbuh sehatnya tanaman.
Gambar 11. Jarak tanam harus diperhatikan. Jangan terlalu berdekatan agar pertumbuhan tanaman lebih melesat, sinar matahari dan udara bisa terserap sempurna dan perkembangan penyakit dapat ditekan. Jarak tanam ideal sekitar 60 cm.
Gambar 12. Setelah penanaman, lakukan penyiraman secukupnya.
15 HARI KEMUDIAN…
Gambar 13. Usia 15 hari setelah tanam (hst). Tanaman tomat kita nampak mengalami perkembangan.
Gambar 14. Usia 15 hari setelah tanam (hst). Lebih dekat.
Gambar 15. Usia 20 hari setelah tanam.
Gambar 16. Usia 20 hari setelah tanam.
Gambar 17. Usia 20 hari setelah tanam.
Gambar 18. Usia 25 hari setelah tanam.
Gambar 19. Usia 25 hari setelah tanam. Tanaman tampak tumbuh bongsor.
Gambar 20. Usia 25 hari setelah tanam.
Gambar 21. Usia 25 hari setelah tanam.
Gambar 22. Inilah resepnya yang bikin subur, alhamdulillah.
Pupuk organik KOCOR BMW yang dicampur air, dikocorkan/disiramkan ke tanah, interval 7 – 10 hari sekali.
Gambar 23. Pengocoran dengan dosis kurang lebih 1 gelas (200ml) per pohon.
Gambar 24. Disiramkan mengelilingi pohon di seputar akar. Pastikan jaraknya sekitar 10 cm dari batang agar nutrisi ini lebih efektif diserap akar.
Gambar 25. Resep berikutnya adalah: POC BMW + ANTILAT + NOPATEK. Ketiganya digabung dalam aplikasinya, dosis masing-masing 3 tutup + air 1 tangki (14 liter). Interval aplikasi 7 hari sekali. POC BMW berperan sebagai pupuk daun/buah dan perangsang. ANTILAT untuk mengatasi hama, dan NOPATEK untuk mengantisipasi penyakit busuk dan layu/fusarium.
Gambar 26. Usia 30 hari setelah tanam. Tanaman tumbuh semakin dewasa.
Gambar 27. Usia 30 hari setelah tanam. Tanaman montok sekali, dengan batang yang tebal dan kokoh.
Gambar 28. Usia 30 hari setelah tanam. Tanaman sehat alhamdulillah.
Gambar 29. Usia 30 hari setelah tanam. Perawatan dan pupuknya sederhana namun hasilnya luar biasa.
Gambar 30. Usia 30 hari setelah tanam. Sudah mulai tampak bakal bunga. Kami penasaran dengan tomat momotaro jepang ini smile emotikon Menurut info dari komandan tomat ini bertekstur kulit tipis dan rasa buahnya manis…. hmmm…
Gambar 31. Usia 30 hari setelah tanam. Konsep 100% organik tidak kalah hebat dengan kimia, malah lebih sehat dan lebih segar. Siap untuk mencoba???
Semoga bermanfaat…
GENERASI MUDA INDONESIA, MARI SINGSINGKAN LENGAN BAJU UNTUK TERJUN DI PERTANIAN. MARI BERDAYAKAN LAHAN-LAHAN PERTANIAN KITA. JUTAAN HEKTAR MASIH MENGANGGUR. MARI HAPUS KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DENGAN PERTANIAN KREATIF BERWAWASAN KEDEPAN. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 SUDAH DI DEPAN MATA, BELUM LAGI PERDAGANGAN BEBAS GLOGAL, YANG MEMBUKA PELUANG BESAR BAGI BANGSA-BANGSA LAIN UNTUK MELAHAP LAHAN-LAHAN KITA YANG SUBUR DAN MEMBENTANG LUAS, SEBUAH BENTUK PENJAJAHAN BARU. JANGAN SAMPAI MASYARAKAT KITA HANYA MENJADI PENONTON ATAU BAHKAN KACUNG-KACUNG DI TANAH SENDIRI. GENERASI MUDA HARUS BERGERAK MENYELAMATKAN BANGSA INI. INI KEWAJIBAN SEMUA, SEMUA UNSUR DAN ELEMEN, SEMUA HARUS BERGERAK. BANGKIT!! WASSALAMU’ALAIKUM…





Comments