Bertanam cabai selamat dari ancaman layu fusarium, boleh dibilang suatu berkah dari Sang Maha Pencipta, Alloh SWT, yang patut disyukuri. Betapa tidak, fusarium merupakan suatu penyakit yang daya rusaknya sangat tinggi, pada tanaman cabai khususnya, maupun tanaman palawija pada umumnya. Fusarium bukan hanya mengancam pertanian di lahan terbuka, melainkan juga di lahan tertutup seperti greenhouse/hidroponik.
Apa Layu Fusarium Itu?
Layu fusarium adalah penyakit layu pada tanaman yang disebabkan oleh jamur/cendawan patogen, gejalanya hampir mirip dengan layu Verticillium. Patogen yang menyebabkan layu fusarium adalah Fusarium oxysporum atau disingkat F. oxysporum. Spesiesnya dibagi lagi berdasarkan tanaman inang yang bersangkutan, yang dikenal dengan forma specialis.
Tanaman Inang
Jamur patogen Fusarium oxysporum menginfeksi berbagai macam tanaman dari segala usia. Yang paling umum adalah cabai, tomat, mentimun, melon, paprika, terong, kentang, kacang-kacangan, cucurbits, asparagus, ubi jalar, tembakau, pisang, bunga hias, tumbuhan herba, dan banyak lagi.
Gejala dan Cara Fusarium Menginfeksi Tanaman
Patogen fusarium umumnya berawal dari tanah, masuk dan menyerang tanaman dari akar, kemudian bergerak naik ke batang dan jaringan daun. Hal ini menyebabkan pembuluh tanaman menjadi tersumbat, sehingga tanaman menjadi “dehidrasi dan kelaparan” karena tidak bisa menyerap dan mentransportasikan air dan nutrisi/makanan ke seluruh jaringan tanaman (yang dibutuhkan untuk pertumbuhan). Alhasil tanaman menjadi sekarat, dengan gejala awal tanaman lesu/layu, daun-daun menguning, nekrosis dan rontok, batang menjadi coklat hitam, ranting-ranting terkulai, dan kemudian diikuti dengan kematian tanaman. Istilahnya, fusarium membunuh tanaman dari dalam, dan mungkin bisa diibaratkan serangan “stroke” pada manusia
Jika Sahabat Organik pernah bertani cabai, mungkin suatu waktu pernah menyaksikan di mana tanaman tampak layu di cuaca terik dan “bugar” kembali di sore hari sampai pagi hari. Begitu terus selama beberapa hari dan kondisinya terus memburuk sampai akhirnya tanaman mati. Itulah salah satu pertanda kalau tanaman terinfeksi fusarium.
Penyebaran
Seperti kebanyakan patogen, cendawan fusarium bisa dengan mudah menyebar melalui berbagai media perantara: alat berkebun, tangan dan pakaian petani, serangga, air, bahkan udara. Ia bisa bertahan selama bertahun-tahun pada tanah. Praktek rotasi tanaman yang dilakukan petani bukan berarti akan membunuh atau memangkas siklus hidup cendawan yang satu ini, namun hanya sebatas meminimalisir tingkat serangan saja.
Kenapa demikian? Karena permasalahan fusarium ternyata bukan hanya permasalahan petani kita di tanah air saja, melainkan juga permasalahan global di banyak negara. Itu yang harus kita sadari. Negara-negara maju di bidang pertanian pun, toh, merasakan kesulitan yang sama saat berhadapan dengan “wabah” mengerikan yang satu ini.
Comments
Post a Comment